Jarwo merasakan batang kemaluannya kembali menggeliat menegang di antara kedua kakinya. Bokeb Menatapnya dengan tajam namun wajah itu memiliki ekspresi lugu dan polos sebagaimana wanita desa kebanyakan. Dia meneruskan langkahnya mencari gadis yang tadi menuntunnya ke situ. Dengan lemas dia kembali memasukkan organ vitalnya yang lunglai itu ke dalam celana dalamnya lalu mengenakan kembali celananya. Jarwo merasakan batang kemaluannya kembali menggeliat menegang di antara kedua kakinya. Ejakulasi-ejakulasi yang pertama dilakukannya di dalam tubuh wanita. Lalu dengan tangan yang setengah gemetar dia merogoh kantongnya serta membayar gadis itu. Bukan cipratan airnya, bukan bias mentarinya, bukan gelembung sabunnya, bahkan bukan tubuh-tubuh basah yang bersinar diterpa sinar matahari yang menciptakan sensualitas itu, akan tetapi sifat ketidakacuhan atau malah kepasrahan yang ditunjukan tubuh-tubuh wanita ketika menyatu dengan aliran sungai.Sikap pasrah yang diperlihatkan kulit-kulit mulus itu terhadap arus sungai yang membelai dan mengalir lancar mengikuti tiap lekukan tubuh mereka itulah yang menciptakan sensualitas yang dahsyat. Dalam keremangan malam Jarwo manatap gadis itu




















