“Shall we dance?” katanya, membuat tawaku berhenti. “Ada apa?” tanyaku. Bokep indo Kini keinginanku menjadi kenyataan. Berantakan. Kurasakan kehangatan kulitnya dan kelembutan tubuhnya membuatku nyaman. Kepalanya terangkat. “Apa yang lucu?” tanyaku. ah… sudah..tentu..” Ia tertawa. Nafsuku tak tertahan lagi, kuputar tubuhku menghadapnya, dan kupeluk ia. “Sori,” bisikku sekali lagi. Sedikit gusar aku melangkah mendekatinya, lalu menarik sebelah pahanya. Ia tersenyum menatapku, lalu jemarinya bergerak menuju kancing-kancing bajunya. Tapi kerutan di alisnya menghilang, saat lengannya terulur ke arahku. Kesadaranku sudah nyaris hilang. Dengan jemariku, kuraba bulu-bulu kemaluannya yang tersusun rapi. Nafasnya masih terengah. Ruang tamu yang semula gelap menjadi terang dan terasa hangat. “Jangan ! Aku tak perduli. “Ahkkk,” ia mendesah. Aku tak perduli. Wanita itu. Ia tersenyum menatapku, lalu jemarinya bergerak menuju kancing-kancing bajunya. “Tentu saja,” katanya,
“aku juga minta maaf. Kudekatkan kepalaku. Bersama wanita ini. Kuraih batang kemaluanku dan menariknya keluar, persis seperti yang sering kusaksikan di film-film blue.




















