Benar saja, aku melihat Tomo berbenah memberesi bajunya dan bergerak menuju pintu.Dia membuka pintu dan melihat diriku mematung sambil menangis di sana. Tersenyum Tomo mengecup kepalaku sambil mengelusnya.“Maria, kamu adalah milikku seorang.. Bokep asia Nafasnya terdengar berat penuh dengan kemarahan dan birahi. Tiba-tiba, Tomo menarik gaunku dengan sangat kasar sehingga menjadi robek. Kata Tomo, aku sangat cantik dengan baju itu, “Kamu cocok sekali dengan warna putih, sangat matching dengan warna kulitmu.. Aku terlalu malu untuk memandang wajahnya.“Aku rasa, kamu sudah siap untuk permainan selanjutnya..”Tomo tertawa kecil, sedikit kemarahan masih tersisa pada dirinya. Hatiku terasa sakit dan ngilu. “Emm..” aku tidak berani bilang kalau aku merasa sakit.Tomo mulai tidak sabar, dan dia memasukkannya dengan kasar.“Aaahh..!!”Aku menjerit dan mulai menangis lagi. Apa kau kenal dengan anak ini?”, tanyanya.“Tidak”, Tomo masih memandangiku sambil memegang mukaku, seolah-olah aku tidak bernyawa.“Sempurna” katanya dingin.“Seperti boneka..”Aku yakin sekali dia bergumam [“..boneka yang aku idam-idamkan”]Lalu dia melepaskan wajahku dan langsung meninggalkanku begitu saja.Sehari setelah kunjungan itu,




















