Karena melihat dia bermurung-murung seolah menjadi beban psikologis bagiku.Namun masalahnya…Prima itu anak tiriku, yang seharusnya kuanggap sebagai anakku sendiri. Beberapa saat kemudian, aku dan kedua anak tiriku menyantap makan malam di ruang makan. Bokep hijab Kang Eman justru tetap berpatokan pada pola-pola tradisional. Aku malah jadi curiga. Karena pasti ia akan tersiksa dibuatnya nanti. Apa yang bisa bunda lakukan supaya kamu jadi periang lagi ?”
“Saya…saya ini anak yang tak tau diri, Bunda.”
“Kenapa kamu bisa ngomong begitu ? Kedua anak tiriku itu tampak bahagia dengan kehadiranku sebagai pengganti ibu mereka yang telah tiada. Menatapku dengan bola mata bergoyang. Terkadang aku sendiri yang nyetir, terkadang Prima yang nyetir. Sementara harta benda yang kumiliki dari perkawinanku dengan Yadi, kutitipkan terhadap Dayu. Terutama Nanda jangan sampai tau.”
“Iya…iya Bunda…tapi…ada apa Bun ?” tanya Prima dengan tatapan bersorot ragu. Pagi itu aku baru berakhir mandi serta mau berdandan sebab mau pergi ke mall, sekalian mau membeli karpet kamarku, untuk mengganti karpet lama yang tampak
