terus Maahh… jilaat…. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Ningsih menungguku di lobby hotel. Bokep mom Ningsih memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas. Daging vaginanya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang penisku saking sempitnya. Aku bingung juga ditanya begitu, sebab jauh di dalam hatiku sebenarnya aku rindu berat sama Ningsih, tapi kebencian dan kekesalan masih menempel erat di benakku. “Ogghh, Paahh, geliii.., terusss Pahh, ogghh, tapi jangan terlalu dalam Pahh…, saakiiit.”
“Yaa, sayanggg”, sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Ningsih mulai keluar. Kira-kira satu setengah jam aku menunggu di kamar hotel, pintu diketuk dari luar dan waktu kubuka pintu kamarku, ternyata Ningsihku sudah berdiri sendirian. Rambut dan bulu-bulu halus di sekitar jidatnya terlihat hilang, mungkin karena dikerok oleh perias pengantinnya. oooghh.. Paahhzz!” teriakannya melengking-lengking , seperti nggak peduli kalau ada yang dengar.













