“Siapa itu Cel?”, tanyanya. “Be..belum tan”, jawabnya gugup. Bokeb Akupun mulai menciumnya. Nafsuku makin tidak tertahan. Seperti biasa, aku langsung melepas piyamaku. Kurasakan semprotan kuatnya di dinding vaginaku, seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. “Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. Tanganku menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Aku benar-benar menikmati semua ini. Puas berciuman aku mengarahkan kepalanya ke bauah dadaku. Setelah berputar-putar aku memutuskan untuk bertanya. “Mau tau aja”, kataku kepadanya. Tangan kiriku kini beralih memainkan klitorisku. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya. Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”. Aku mengangkat kepala Fariz, “Riz, jilatin ‘itu’ tante”. Niat isengku semakin menjadi-jadi. Dia seperti kebingungan. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya. Sesampainya di kamar, aku langsung menutup pintu dan menuju kamar mandi, aku sudah tidak tahan menahan pipis sejak di tol tadi. Yang duduk didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz.




















