Laki-laki paruh baya itu berusaha menghujam-hujamkan batang penisnya secepat dan sedalam mungkin. Dengan telaten Lia menjilati buah zakar Pak Wid dan juga batang serta ujung penisnya guna membersihkan sisa-sisa sperma yang ada.“Berdiri sayang!”.Pak Wid membantu Lia berdiri. Bokepindo Lidah Pak Wid yang terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya benar-benar memberikan sensasi yang luar biasa disekujur tubuh Lia.“Sruuup… sruuup…”.“Sruuup… sruuup…”.Suara decakan terdengar dari dalam rok span Lia, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah mulai basah dan membanjir.Pak Wid mengeluarkan kepalanya dari dalam rok Lia. Saya nggak ada acara kok…”.“Nggak bisa sayang, Bapak sudah nggak tahan lagi”.Kembali mereka berciuman dan kali ini meraka lakukan dengan panas, seakan-akan benar-benar ingin melepaskan seluruh perasaan yang selama ini tertahan. Pak Wid yang memang menyukai wanita-wanita muda dan Lia yang memang memiliki jiwa penggoda membuat hubungan terlarang itu menjadi semakin mudah terjalin.Hubungan dua insan berbeda jaman ini ibarat sebuah simbiosis mutalisme, dimana keduanya memang saling membutuhkan.
















