Entah aku yang terlalu cerdik atau dia yang terlalu tolol. “Den ditunggu non Felly, katanya aden disuruh masuk.”
“Iya Bik.”Aku merapihkan pakaianku, berjalan mengikuti bibik tua itu ke dalam. Bokep montok Mungkin a quicky morning akan melupakan Felly. Tidak juga. Itu yang ada di otakku. Akhirnya dapat ditebak. Sudah lama sebenarnya aku bosan dengannya. Segar. Entah apa kurangnya gadis cantik ini hingga aku menyia-nyiakannya. Main dobel. Ternyata..?Tidak ada yang jelek dari Felly. Tidak juga. Pernah dengan setianya menemaniku beberapa tahun. Aku masih jauh dari garis alkoholik. Serong kiri kanan, cari di luaran. Hampir setengah lusin dengan perbandingan yang tak jelas antara pria dan wanitanya.Felly akhirnya turun dari mobil dan berjalan ke arahku. Aku merasa sudah tidak tahan lagi. Kutarik tangannya ke selangkanganku. Bingung? Aku merasa benar-benar mencintainya. Sambil dia maju-mundur, penisku seperti diremas-remas, dikocok-kocok, dipelintir-pelintir.Sepuluh menit kami berada dalam posisi seperti itu.
