Kedua tungkai kakiku dikaitkan mengangkang pada lengan kursi sofa itu. Mmaannngggg…. Bokep hot “Ayoo Non…, Mamang pengen nyobain goyangan Amoy….”
Aku terdiam untuk sesaat, dengan menahan rasa malu, aku mulai memberanikan diri mengangkat pinggulku kemudian perlahan-lahan aku mendesakkan kembali vaginaku ke bawah. Sesekali aku mengatur posisiku agar lebih leluasa menaik turunkan vaginaku. “YAWDAHH…, tapi yang liar dan binal ya Nonn…!!”Mang Sudin kembali menempelkan ujung penisnya di belahan vaginaku. Tubuhnya yang basah ambruk menindih tubuh mungilku. Masih terdengar suara rintik-rintik air hujan, gelap, segelap langkah pilihanku yang dibutakan oleh nafsu birahi yang liar dan binal. Nurrrrdinnnnnnnnn…. “PAHIT… pahit sekali…”
“Pahit ?? Cruttt… Crutttttt………” kedua kakiku membelit tubuh Mang Sudin, tubuhku kembali menggigil dengan nikmat ketika vaginaku berdenyut-denyut memuntahkan cairan klimaksku. “M’kasih Nonnn….” Bang Sudin meraih handuk kecil pemberianku kemudian menyeka wajah dan lehernya, setelah menuangkan segelas air aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku.




















