“Promo? Bokeb Bagiku berat tubuhnya bukan masalah, namun sensasi yang kurasakan itu lumayan meresahkanku, mengingat aku belum pernah melakukan hal ini dengan wanita lain. Segera saja kulepas kemeja dan kaos dalamku, kemudian dengan telaten tanpa perlu disuruh Santi mengambil lalu menggantungkannya di balik pintu yang telah ia tutup sebelumnya.“Punten A’, celana panjangnya dilepas juga atuh. Tapi aroma itu telah membuatku rileks dan nyaman.Ketika aku masih termangu melihat keadaan sekeliling, suara Santi yang lembut mengejutkanku.“Ayo atuh A’, jadi pijit ga? Sama mau istirahat dulu, pegel dari tadi nyetir melulu.”
“Ayuk atuh, A’. Kemudian mataku tertuju pada sebuah rumah (kupikir itu rumah makan) berdinding warna hijau toska dengan halaman yang agak luas dan ditutupi oleh rumput Jepang. Wajahnya manis tipikal orang Sunda. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Santi pun mulai menegang dan gelisah. Santi pun tanggap dan segera mengulum kemaluanku. Ini juga mumpung lagi promo.” jawab si teteh genit.
