“Pak Ivan, Bapak nggak perlu pakai ini kok, karena saya siap jika Bapak menghendaki saya melayani Bapak malam ini juga”, jawabnya dengan suara mesra dan kerlingan mata genitnya.Nah ini dia yang kutunggu! Kalau berdiri di hadapanku, ia sengaja membuka kancing baju luarnya sehingga baju dalamnya yang tipis dan menonjolkan bukit dadanya terlihat. Bokep barat “Wah.., maaf Pak…”, sergahnya. Wah…, kalau begini, bisa panjang nih urusannya…, pikirku ngeres.Dan ternyata benar! “Wah.., maaf Pak…”, sergahnya. “Ngg…, nggak kok…”, jawabku gelagapan. Saat kami sudah benar-benar saling telanjang, ia mulai menelungkup ke meja sekretariat, melihat posisinya itu, segera kutarik kakinya ke atas dan kupangku di atas bahuku, lalu aku mulai pelan-pelan memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, bless, jeb! “Jebb…, jebb…, jebb…, bless…”, penisku dimainkannya dengan bernafsu sekali. “Sama-sama, udah dikunci semua kelasnya, Dian?”. “Wah.., maaf Pak…”, sergahnya. “Bapak mencari ini ya…”, tiba-tiba terdengar suaranya sayu sambil menunjukkan kantong kecil putih di tangannya.




















