Kulihat Felicia membalas senyumku. Bokef Felicia memainkan bola matanya dengan genit.“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Kukocok lagi dengan gencar. Aku ditolak.“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Aku harus pulang. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.“Ergh..” desah Felicia. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Tapi tidak terlihat canggung. Lidahku menekan lidahnya. Lama-lama tempoku makin cepat. Suaraku biasa saja juga permainanku. Aku juga hampir sampe, Boy.. Aku ingin melihat reaksi Felicia.“Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Kemudian kuangkat dia. Aku tersenyum. Suaraku biasa saja juga permainanku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.“Aarrgghh.. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Wah.. Lalu tertarik jazz. “Ough.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Suaranya sexy sekali. Aku merasa belum hebat bercinta.




















