Busyet, saya bisa mencium harum tubuhnya dengan
jelas. Pikiran saya sudah melayang
jauh. Bokep asia Batang kemaluan saya yang tegang
mengeras menandakan bahwa saya sudah siap tempur kapan saja. Wow, betapa nikmatnya
hingga menyentuh sumsum. Sedang
bibir kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih
terpejam. Sebelum membalikkan
badannya, Susan memelorotkan rok mininya di hadapan saya dan tersenyum
manis memandang ke arah saya. Saya cuma bisa tersenyum, “San, panas ya di sini?”, sambil saya mengambil saputangan di kantong celana. Kadang pula Susan
melenguh, merintih, bahkan berteriak kecil menikmati gelitik lidah
saya. Tangannya yang
bertumpu pada dinding kamar mulai mengendor. Saya berusaha mati-matian menahan
ejakulasi yang saya rasakan agar saya bisa mengimbangi permainannya. Terlebih ketika saya lebih
menurunkan cumbuan saya ke daerah dadanya, dan menuju puncak bukit
kembar yang menggelantung di dada Susan. Pikiran erotis
saya mulai bergelora lagi, menghayalkan seandainya saya bisa
meraba-raba kemulusan pahanya. Tidak berapa lama kemudian terlepaslah BH pembungkus buah dadanya. Oh, Susan mengulum batang
kemaluan saya dengan rakusnya. Lama-lama cumbuan saya
mulai beralih ke lehernya yang jenjang dan menggelitik belakang
telinganya.
