goyangin pantatnya Lin..”
“Ooouuhh.. Bokepindo Vitoo.. Toh nanti pada akhirnya aku akan
memberikannya padamu juga, jadi untuk apa kita tunggu lama-lama?” Herlin mengatakan hal ini dengan
mantap.Sejenak kemudian dia merebahkan dirinya diatas kasur sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. “Apa yang membuat Ibu
berpikir demikian? Yuk cepetan, nanti
keburu temen-temen pulang” Aku mengangguk dan mengikuti Herlin yang melangkah ke kamarnya.Kamarnya didominasi warna pink muda, dingin hembusan angin dari AC terasa di kulitku, membuatku
merinding. “eh.. ekonomiku
pas-pasan, dan yang terutama, aku sudah punya istri dan anak.. ngga tahan lagi.. Kalau kamu pikir aku
bisa membuat kamu bahagia, kamu bener-bener salah.. “Lin, kamu
masih perawan?” tanyaku tak percaya. Herlin mulai merasakan nikmat, terlihat dari nafasnya yang
memburu dan desahan-desahannya yang membuat suasana bertambah merangsang. Kalau kamu pikir aku
bisa membuat kamu bahagia, kamu bener-bener salah.. Aku sayang banget sama kamu..” Aku hanya mengangguk pelan,
walau di hatiku masih terdapat kebimbangan. aahh..Vito..”
“Jangan ditahan Lin.., keluarin aja..