Dengan posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan k0ntolku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang memeknya.K0ntolku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam lobang memek Mirna, namun dengan posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku.Usahaku akhirnya tidak sia-sia, karena dengan posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos lobang memek Mirna dengan sempurna. Kaka mau apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Mirna. Bokeb tapi jangan hamili Mirna!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya.Aku pun senang mendengar kalimat itu. Sementara menunggu, Tante Hana menyuguhkan secangkir teh hangat dan sedikit makanan kering kepadaku. Sampai pada suatu malam, sesuai dengan jadwal, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut, dengan maksud memberikan private pada anaknya, tetapi ternyata yang ada hanya Tante Hana.Katanya sih si Mirna keluar dengan temannya karena suatu keperluan.




















