Dan sikapku tetap dingin meskipun Linda sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Bokep montok “Kok Linda nggak bilang sih…?”, aku mendengus sambil menatap Linda yang jadi memerah wajahnya. Hanya saja Ayah belum bisa membelikannya. Selesai makan malam, Linda membawaku ke balkon rumahnya yang menghadap langsung ke halaman belakang.Entah disengaja atau tidak, Linda membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Hanya saja Ayah belum bisa membelikannya. Tiba-tiba saja Linda. Linda memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Maya mengingatkan. Tapi memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Aku menatapnya dengan tajam. Bahkan dia menekan dadanya yang membusung padat ke dadaku.“Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya. Dan hanya kami berempat saja yang merayakannya.Perlu diketahui kalau Linda adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Sementara perasaan hatiku semakin tidak menentu. Seakan-akan dia tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya. Dan sikapku tetap dingin meskipun Linda sudah melingkarkan tangannya ke leherku. “Okh…?!”.




















