Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Bokeb Aku kalah kali ini.Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Aku bangga akan hal itu.Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Ditengahnya ada lubang kecil. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah.










