oohh.. Bokef apa-apa.. Sambil menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam, Mbak Heny melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya, kemudian berjalan ke arah Ivan yang masih bengong tak percaya. Rupanya Mbak Heny sudah mencapai orgasme, pikir Ivan dalam hati.Ivan yang sedari tadi mengintip tak dapat membendung nafsu birahinya. Setiap semprotan spermanya ditandai dengan anggukan-anggukan batang kemaluannya. “Lanjutin aja Van,” imbuh Mbak Heny sambil tersenyum.Dalam hatinya, Ivan menduga Mbak Heny akan segera keluar dari kamar mandi. Tak jarang Mbak Heny membikin segelas kopi untuk Ivan, begitupun Ivan sesekali memijit tubuh Mbak Heny kalau dia lagi pegal-pegal.Dihari yang keempat Ivan merasakan matanya ngantuk sekali karena sudah tiga hari dia tidur baru menjelang dini hari. Ivanpun segera menghubungi Tante Melly, ibunya Arif, kalau anaknya harus diopname. Mbak Heny mendekatkan wajahnya keperut Ivan. Ibunya, Tante Melly adalah seorang pengusaha garment yang sukses. Wajahnya menghadap keselangkangan Ivan. Diapun permisi sama Mbak Heny untuk pergi tidur. di kamar mandi Ivan menurunkan celananya dan




















