Bagaimanapun Pak Herman adalah suami ibuku. Bokep hijab aku langsung saja memotongnya. Lumayan, sebab selain jualan jamu ibu juga menjual rokok, permen, alatalat tulis, pakaian anakanak dan sebagainya. Dengus nafasnya yang berat dan tubuhnya yang menindih tubuhku apalagi ketika ada sesuatu benda keras mulai masuk menyeruak membelah bagian sensitif dan paling terhormat bagi kewanitaanku membuat aku merintih kesakitan. Entah bagaimana, aku pasrah saja dan bahkan begitu mendambakan sentuhan seorang lelaki. Bagaimana tidak? Aku larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Aku tak bisa berpikir jernih tagi. Sementara tangannya yang kanan tetap mendekap mulutku, tangan kirinya mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Mulutku sudah mau berteriak tetapi katakata Pak Herman sekali mengusik hatiku. Aku sengaja diam saja, agar tak menunjukkan bahwa aku juga puas dengan permainan itu. Rupanya apa yang dilakukan Pak Herman terhadapku telah menjadi semacam candu yang membuatku menjadi kecanduan dan ketagihan.
