Sampai ketika kami sama-sama lulus tahun 2005, dia kembali ke Makasar. “eh, dasar. Bokepindo Jago banget…” ujarnya. Ternyata sama aja” katanya sambil tersenyum.Aku tersenyum sambil memegang tangannya, “aktivis kan juga manusia, emangnya kalau aktifis gak boleh nafsu?” tanyaku. Melihat adegan yang semakin memancing itu, tangku tanpa sadar masuk ke dalam celana, membelai kontol ku yang sudah semakin tegang, aku sempat membayangkan Vina yang sedang masturbasi di kamar mandi kostku. “kamu pegang kontolku saja say, biar kau yang ngesek memekmu” jawabku, lantas mulai menggesek klitorisnya dengan jar telunjukku. “hhmmmpphh…” desahnya pelan. Aku mengangguk, sambil tetap menghisap telinganya. “eh, dasar. Ga nunggu ampe habis?” tanyaku sambil memandang genit padanya. “bantuin aku juga donk say” kataku. “aku gak tau kenapa, mendadak tadi aku ngerasa mekiku gatel, tapi pas aku usap kok rasanya enak banget.” katanya sambil tetap memandang ke arah monitor.
